Lebih Penting Mana Insting Sama Teori


      Salam hangat kita berjumpa kembali. Kali ini kendi limo akan membahas tentang insting manuisia. Mulai dari sini akan aku buka sedikit gambaran seperti apa insting itu. Setiap insan di lahirkan dalam kondisi yang berbeda-beda. Ada laki-laki dan perempuan, merka semua memiliki kodratnya masing-masing. Jangan sampai kita menilai mereka memiliki kesamaan karena sejatinya manusia juga beragam bentuk dan sifatnya. Begitu juga pola piker mereka. Orang yang satu dengan yang lainnya tidak akan sama dalam hal menyikapi suatu permasalahan dalam kehidupan mereka meskipun konteksnya sama. Hal itu di karenakan mereka memiliki pemikiran dan penggambaran tentang masa depan mereka yang berbeda-beda. Terlebih lagi perasaan mereka juga tidak sama. Hal ini bisa dikatakan sama tempat namun beda rasa.

Mulai kita masuk lebih dalam lagi.
      Mengungkap insting ini sangatlah luas lingkup yang kita bahas nantinya. Bagaimana jika dalam menyikapi suatu permasalahan hanya menggunakan insting saja? Tentu hasilnya akan berputar-putar saja di dalam masalah tersebut. Bukan jalan keluar yang akan kita temukan karena kita berjalan tidak pada jalan yang benar, lantas bagaimana kita bisa menyikapi suatu permasalahan dengan baik? Ketika kita belajar di bangku sekolah dulu kita di ajarkan banyak sekali teori. Setiap hari setiap tahun yang di ajarkan juga sama dan kelasnya juga sama, kecuali ada pembaharuan dari sistem pembelajaran. Materi-materi yang di bawakan guru kepada kita tidak semuanya bisa di apresiasikan dalam kehidupan nyata. Melainkan hanya sebagian saja.

      Nilai teori yang kita dapat dari pembelajaran hanya mampu kita terapkan pada sistem kerja otak kita saja namun tidak bisa kita terapkan seutuhnya dalam dunia nyata. Maksudnya, teori yang kita dapat itu hanya di gunakan sebagai konsep dasar kinerja otak manusia bukan penerapan dalam sikap. Contoh mendasar saja, dulu waktu SD di ajarkan perkalian dan pembagian, ketika dewasa dan sudah berumah tangga anda mau membuat bisnis baru di lingkungan. Penerapannya bukan masalah perkalian dan pembagian pada angka, tapi tergantung pada konteks yang akan di bahasnya. Seseorang yang membangun bisnis di lingkungannya ini memiliki banyak kain dan mesin jahit di rumah. Dia ingin membangun konveksi di rumahnya, langsung dia menghitung. “jika aku membeli bahan benang segini, lalu aku kumpulkan orang yang bisa menjahit 10, dan terakhir waktu pengerjaan tertargetkan 3 minggu untuk menyelesaikan baju sebanyak 1000. Langsung saja di hitung menggunakan perkalian dan pembagian namun yang di hitung bukan sekedar angka dan rumus matematika yang kita dapat di Seklolah Dasar dulu, melainkan hitungan bisnis yang lebih simpel dan matematis.

      Sesungguhnya tidak hanya di bangku sekolah dasar saja, bahkan di bangku perkuliahan anda akan di suguhkan teori dari berbagai sumber yang akan membuat rumit diri anda sendiri. Namu tujuan hakikatnya bukan pada penguasaan materi yang di berikan oleh dosen atau guru kita. Tujuan yang sebenarnya bisa anda ambil ialah seperti apa dan bagaimana kita berjuang untuk memahami materi yang di berikan guru atau dosen. Ketika anda berusaha untuk memahami materi itu, anda putar balikkan anda gabungkan referensi ini dan itu, anda mencari banyak laman dan sumber yang bisa membantu sampai akhirnya anda bisa menyimpulkan inti dari materi tersebut.

      Nah, hal itulah yang bisa anda petik, yaitu usaha yang keras ketika anda memahami sebuah materi. Kalau anda sudah menyimpulkan materi maka itulah yang di sebut dengan teori. Lalu teori ini anda bawa dalam kehidupan nyata dan anda gunakan untuk membangun bisnis misalnya, yang anda gunakan untuk berbisnis dari teori yang anda dapatkan, aku yakin tidak ada 10%-nya. Hal ini karena keadaan nyata tidak akan sama dengan buku karangan ilmuan meskipun ilmuan itu tersohor di mana-mana.

      Mulai dari sini insting menjadi senjata anda saat bergelut dengan masalah dunia. Lalu lebih penting mana insting dengan teori? Keduanya seimbang, karena jika insting yang tidak di dasari teori tidak akan bisa berkembang dan berjalan apa adanya, namun teori tidak sebegitu pentingnya karena yang di gunakan tidak lebih dari 10%. Lantas sekolah dan kuliah itu tidak begitu penting dong? Untuk mendapatkan teori yang benar kalian harus sekolah lalu carilah pengalaman agar instingmu terlatih dengan benar. Berarti bersekolah itu penting dan carilah pengalaman sebanyak mungkin untuk melatih instingmu.
Lebih Penting Mana Insting Sama Teori Lebih Penting Mana Insting Sama Teori Reviewed by Ubed on 5/26/2017 10:35:00 AM Rating: 5