Puasa Melatih Diri men-Delay Gratification


       Tak terasa tahun ini di bulan ke lima kita sudah dipertemukan dengan bulan berkah Ramadlan yang mana bila kita melakukan apapun akan dilipat gandakan, meski sebesar dzarrah dan itu berlaku tidak hanya kebaikan melainkan juga amal yang buruk. Maka dari itu kita harus benar-benar berupaya untuk melakukan yang baik-baik saja.

      Berkaitan dengan judul “Puasa Melatih Delay Gratification”, sedikit cerita tentang Delay Gratification yang berarti Menunda Kesenangan, seumur hidup mulai dari kecil kita terbiasa dengan konsep “I want it and I want it Now’’ yang mana kita selalu menuruti keinginan kita, kalau sedang menginginkan sesuatu kita harus mendapatkannya sekarang juga, detik itu juga, berbeda hal dengan konsep Delay Gratification yang pernah dilakukan oleh orang Perancis, pada sekitar Tahun 60-an, mereka melakukan penelitian dengan menggunakan metode Stanford Marshmallow Test, mereka melakukan test ini pada anak-anak yang berusia  4 Tahun. Mekanisme test Marshmallow ini adalah dengan meninggalkan anak yang berumur 4 tahun di sebuah ruang sendirian, dan menaruh marshmallow, mereka meninggalkan anak dengan marshmallow selama kurang lebih 20 menit, kemudian mereka kembali dengan hasil macam-macam, ada anak yang menghabiskan marshamallow, ada yang membiarkan tidak memakan marshmallow.

      Dari hasil itu, mereka menyimpulkan bahwa anak-anak yang mampu menunggu, menahan diri untuk tidak memakan marshmallow, kemungkinan untuk sukses sangat besar, karena adanya emotional intellegence dalam dirinya yang tinggi, sedangkan anak yang memakan marshmallow, disimpulkan anak yang tidak sabar menunggu, keras kepala, bersumbu pendek mudah frustasi.

      Dari konsep Delay gratification kita refleksikan kepada konsep puasa yang di perintahkan oleh Tuhan, Puasa merupakan perintah Tuhan untuk manusia beriman terutama para muslim untuk menahan diri dari hawa nafsu mulai dari terbit fajar sampai tenggelam matahari di ufuk barat bebarengan dengan waktu magrib,kita menahan mulai dari nafsu terkecil kita yaitu nafsu makan dan minum dan nafsu terbesar kita. sebulan penuh kita diajarkan untuk men-delay gratification yang biasanya di bulan selain Ramadlan kita lepas liarkan, ingin apa kita turuti, marah kepada apapun dan siapapun kita lampiaskan tanpa perduli keburukan yang akan kita petik dikemudian, belum lagi masalah yang menimpa seringkali kita tidak mampu men-delay untuk mencari apa yang salah dari diri kita, kita langsung secara singkat menyalahkan orang. Dengan konsep puasa kita yang sebelumnya tak terkontrol dalam segala hal, kita bisa minimal sedikit menge-rem hal-hal yang merusak fitrah kita sebagai manusia.

      Semoga dengan kita men-delay gratification sedikit demi sedikit kita bisa men-delete gratification, untuk merasakan kesenangan yang sesungguh-sungguhnya kesenangan janji Tuhan surga bagi yang menjalankan puasa seutuhnya. Dan itulah buka kita yang sesungguhnya sebagai seorang hamba. Kita terlahir kedunia dengan keadaan suci seiring berjalan waktu kesucian itu terkikis, dengan sedikit demi sedikit kita berjuang kembali suci dengan menabung nilai-nilai kesucian.
Puasa Melatih Diri men-Delay Gratification Puasa Melatih Diri men-Delay Gratification Reviewed by Unknown on 5/29/2017 08:45:00 AM Rating: 5